KATA PENGANTAR
Puji dan syukur senantiasa kita panjatkan kehadirat Allah
SWT yang telah memberikan kesehatan kepada kita. Sholawat serta salam semoga
senantiasa tercurah kepada Baginda Rasullullah Muhammad SAW beserta keluarga,
para sahabat dan umatnya, Amin.
Alhamdulillah Penulis dapat menyelesaikan tugas dari dosen
pengampu mata kuliah Kerja Lapangan.
dengan judul “Mengulas Tentang Desa Wisata
Penglipuran”.
Makalah ini disusun berdasarkan apa yang Penulis dapat
dari dosen pengampu mata kuliah kerja
Lapangan dan sumber–sumber literatur lain yang relevan. Namun demikian
Penulis menyadari jika adanya kekurangan–kekurangan di dalam makalah ini dan
oleh karena kekurangan itu untuk dapat terlengkapi melalui diskusi serta bimbingan
dan arahan dari dosen pengampu.
Cukup sekian yang dapat Penulis ungkapkan dalam kata
pengantar ini, semoga dapat bermanfaat bagi para pembaca.
Demikian dan terima kasih.
Pekalongan,
20 Januari 2014
DAFTAR ISI
Halaman Judul i
Kata Pengantar ii
Daftar Isi iii
BAB I : PENDAHULUAN
1. Latar Belakang 1
2. Perumusan Masalah 3
3. Tujuan 3
BAB II : PEMBAHASAN
A. Pengertian
Desa Penglipuran 5
B. Bentuk Kearifan Lokal Desa Penglipuran 8
BAB
III : PENUTUP
A.
Simpulan
13
Daftar Pustaka 14
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bali memiliki obyek wisata yang menyajikan pesona
budaya penduduk lokal dan aktivitas keseharian mereka. Obyek tersebut adalah
Desa Adat Penglipuran. Desa Penglipuran yang telah didaulat menjadi desa adat
sejak tahun 1992 ini merupakan kawasan perdesaan di Bali yang memiliki tatanan
teratur baik secara fisik maupun struktur pemerintahan desa, serta tidak lepas
dari nilai-nilai budaya yang dipegang teguh oleh masyarakat.
Desa Penglipuran salah satu desa adat yang masih
terpelihara keasliannya. Berbagai tatanan sosial dan budaya masih terlihat di
berbagai sudut desa ini sehingga nuansa Bali masa lalu tampak jelas. Perbedaan
desa adat Penglipuran dengan desa adat lainnya di Bali adalah tata ruang yang
sangat teratur berupa penataan rumah penduduk di kanan dan kiri jalan dengan
bentuk rumah yang seragam dalam hal bentuk sehingga keseluruhan desa ini tampak
rapi dan teratur.
Desa Tradisional Penglipuran memiliki potensi budaya
yang sampai saat ini tetap terpelihara dengan baik. Potensi paling unik yang
dimiliki adalah pola tata ruang dan arsitektur bangunan tradisional Bali khas
Penglipuran. Pola tata ruang simetris dengan open space linier di tengah
disertai pintu gerbang (angkul-angkul) seragam serta tata letak bangunannya
merupakan pemandangan suasana pedesaan yang sangat unik, khas dan menarik untuk
dinikmati. Adat istiadat yang menyertainya juga cukup unik dan beberapa hal
berbeda dengan kebanyakan adat pedesaan di Bali. Pola penataan ruang dan tata
letak bangunan tradisional di Penglipuran menggunakan Pola Dasar Nawa Sanga,
yaitu penggabungan orientasi antara gunung dan laut serta terhadap peredaran matahari.
B. Perumusan
Masalah
1.
Apa Yang Di
Maksud Dengan Desa Penglipuran?
2.
Bagaimana Bentuk
Kearifan Lokal Desa Penglipuran?
C.
Tujuan
Pembahasan
1.
Agar Mengetahui
Tentang Desa Penglipuran.
2.
Untuk Mengetahui
Tentang Kearifan Lokal Desa Penglipuran.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Sekilas
Tentang Desa Penglipuran
Desa Adat Penglipuran merupakan satu kawasan pedesaan
yang memiliki tatanan spesifik dari struktur desa tradisional, sehingga mampu
menampilkan wajah pedesaan yang asri. Penataan fisik dari struktur desa
tersebut tidak terlepas dari budaya masyarakatnya yang sudah berlaku turun
temurun. Sehingga dengan demikian Desa Adat Penglipuran merupakan obyek wisata
budaya. Keasrian Desa Adat Penglipuran dapat dirasakan mulai dari memasuki
kawasan pradesa dengan hijau rerumputan pada pinggiran jalan dan pagar tanaman
menepi sepanjang jalan, menambah kesejukan pada daerah prosesi desa.
Pada areal catus pata setelah prosesi tersebut,
merupakan areal tapal batas memasuki Desa Adat Penglipuran. Balai wantilan dan
fasilitas kemasyarakatan serta ruang terbuka pertamanan, merupakan daerah
selamat datang (Welcome Area).. Areal berikutnya adalah areal tatanan pola
desa, yang diawali dengan gradasi ke fisik desa secara linier ke arah kanan dan
kiri.
B. Bentuk
Kearifan Lokal Desa Penglipuran
Bali memang mengagumkan. Selalu ada hal yang patut
untuk diceritakan tentang Bali. Senantiasa ada adat dan budaya Bali yang layak
untuk diangkat dan sayang untuk dilewatkan.
Salah satunya adalah Desa Penglipuran. Kebetulan kunjungan 3 hari ke
Bali kemarin sempat beranjang sana ke sana.

Gambar
selamat datang
Desa Penglipuran merupakan salah satu desa di Bali
yang sampai saat ini masih memegang teguh budayanya. Jika kita ingin melihat
kawasan permukiman adat yang tertata dengan rapi dan sangat konseptual, Penglipuran
lah tempatnya. Jika ingin mengenal konsep permukiman yang sangat kental dengan
kearifan lokal, Penglipuran lah salah satu yang layak dituju. Tidak heran jika
desa ini sering dijadikan lokasi tujuan bagi para mahasiswa arsitektur atau
perencanaan perkotaan sebagai salah satu objek kunjungan studinya. Tentunya
selain sebagai obyek wisata yang ramai dikunjungi oleh wisatawan baik domestik
maupun mancanegara.
Desa Penglipuran masuk dalam wilayah administrasi
Kelurahan Kubu, Kabupaten Bangli. Letaknya di jalan utama Kintamani – Bangli.
Kata “Penglipuran” berasal dari kata “Pengeling Pura”. Artinya, tempat suci
untuk mengenang para leluhur. Jaraknya sekitar 45 km dari Kota Denpasar.
Desa Penglipuran memiliki luas sekitar
112 Ha., yang terdiri dari tegalan, hutan bambu, permukiman, dan beragam
fasilitas umum seperti pura, sekolah, dan fasilitas umum lainnya. Berada di
perbukitan dengan ketinggian berkisar 700 m dpl, menjadikan Penglipuran sebagai
kawasan yang cukup sejuk.
Memasuki kawasan Desa Penglipuran, kita sudah
dihadapkan pada konsep permukiman yang ramah lingkungan. Dengan tegas kawasan
Penglipuran tidak memperkenankan mobil maupun kendaraan bermotor lainnya
memasuki kawasan. Seluruh kendaraan bermotor hanya dapat mencapai pelataran
parkir yang disediakan di depan kawasan.

Karena telah ditetapkan sebagai desa wisata, untuk
memasuki Desa Penglipuran, harus membayar tiket masuk. Tapi tidak perlu
khawatir, tidak terlalu mahal. Wajar saja. Sangat wajar jika dibandingkan
dengan kekaguman akan keasrian permukiman yang tertata apik dan terpelihara
dengan baik yang bisa kita nikmati.
Desa Wisata Penglipuran terlihat begitu asri. Keasrian
kawasan telah menerpa pengunjung saat pertama kaki melangkah memasuki kawasan.
Selain asri, juga sangat bersih. Sangat sulit untuk menemukan sampah yang
tercecer di sana, apalagi onggokan sampah. Tidak ada sama sekali. Di beberapa
sudut disediakan tempat sampah dengan desain yang cukup unik. Kerimbunan
pepohonan di sepanjang jalan utama yang membelah desa juga menambah suasana
asri. Di sekitar pintu gerbang masuk desa terdapat area yang dinamakan catus
pata yang merupakan area yang terdiri dari balai desa, fasilitas masyarakat,
dan ruang terbuka hijau berupa taman nan asri. Semuanya tertata dengan apik. Perpaduan tatanan
struktur ruang desa tradisional dan konsep wisata desa yang cukup menjual.

Penataan fisik bangunan dan pola penataan kawasan di
Desa Wisata Penglipuran sangat kental dengan budaya Bali yang tetap dipegang
teguh oleh masyarakatnya. Budaya yang berlaku turun temurun. Nuansa tradisional
Bali sangat terasa. Terdapat jalan utama yang membelah desa dengan deretan
gerbang/pintu masuk menuju rumah-rumah. Pintu masuk ke tiap rumah didesain
dengan bentuk yang sama, biasa disebut angko-angko. Pintu sengaja dibuat tidak
terlalu lebar dengan maksud agar tidak dapat dilalui oleh motor. Tiap gerbang
ditempeli tulisan keterangan tentang nama pemilik rumah dan anggota keluarga.
Jalan utama terus menanjak, disertai undakan-undakan
dan di ujungnya terdapat pura. Jalan-jalan di lingkungan perumahan terbuat dari
batu alam yang dihiasi rumput di sepanjang kanan dan kiri jalan. Deretan pohon
kemboja tidak ketinggalan memunculkan nuansa khas Bali.

Selain suasananya yang asri dan sangat mengagumkan,
penduduk desa juga sangat ramah terhadap setiap tamu yang datang. Sempat
memasuki beberapa rumah yang ada, mereka menyapa dengan ramah, “Silakan masuk
Bu, lihat-lihat di dalam”. Mereka dengan ramah berusaha menjelaskan tentang
Desa Wisata Penglipuran. Di dalam rumah yang dikunjungi ternyata kita dapat
menemukan beberapa pengrajin yang sedang membuat beragam kerajinan khas Bali.
Belum sempat bertanya, mereka sudah menjelaskan, “Kami hanya diperbolehkan
untuk berjualan di dalam area rumah masing-masing, tidak diperbolehkan jualan
di sepanjang jalan utama”. Ternyata konsep itu pula yang membuat kawasan
tertata dengan apik.
Desain rumah dibuat hampir sama, yaitu menggunakan
konsep rumah tradisional khas Bali atau rumah adat Bali. Tiap rumah memiliki
bagian-bagian rumah yang dibangun terpisah. Terdiri dari beberapa bangunan yang
berdiri sendiri, walau letaknya tidak berjauhan. Masing-masing rumah terdiri
dari bangunan rumah utama, bale-bale, dapur, jineng untuk lumbung padi, dan
tempat suci untuk pemujaan. Terdapat pula konsep/pakem yang harus ditaati.
Misal tentang arah dan lokasi dari masing-masing bangunan. Sangat menarik.
Istimewanya, setiap rumah dipastikan terdapat tempat pemujaan berupa pura mini.
Di ujung jalan utama terlihat pura yang merupakan
landmark kawasan. Sebuah pura yang menjadi pusat aktivitas keagamaan masyarakat
Desa Penglipuran. Seperti desa adat lainnya, banyak ritual keagamaan yang
terselenggara di sana. Ada pula ritual yang dilakukan setiap hari.
Desa ini dapat dicapai melalui jalan yang
menghubungkan Bangli dengan Kintamani. Dari kota Bangli ke utara sampai ke desa
Kubu kira-kita 5km lalu belok kiri, kita akan tiba di Penglipuran dan akan
disambut dengan hangat oleh warga desa.
Jika anda masih bingung mencapai desa yang beberapa
kali menjadi lokasi syuting FTV dan film ini, e-kuta.com menyediakan jasa sewa
mobil + driver yang ramah, tidak merokok dan professional.
Desa ini berudara sejuk karena terletak 700 m di atas
permukaan laut. Dari sudut pandang sejarah dan menurut para sesepuh, kata
“Penglipuran” berasal dari kata “Pengeling Pura” yang berarti tempat suci
mengenang para leluhur.
Tempat ini sangat berarti sejak leluhur mereka datang
dari desa Bayung Gede ke Penglipuran jaraknya cukup jauh, oleh karena itu
masyarakat Penglipuran mendirikan pura yang sama sebagaimana yang ada di desa
Bayung Gede. Dalam hal ini berarti masyarakat Penglipuran masih mengenal asal
usul mereka.
Pendapat lain mengatakan bahwa “Penglipuran” berasal
dari kata “Penglipur” yang berarti “penghibur” karena pada jaman kerajaan
tempat ini dijadikan tempat peristirahatan.
Desa ini memiliki potensi budaya yang hingga saat ini
masih dilestarikan dalam bentuk rumah tradisional yang membedakan desa ini dari
desa-desa yang lainnya.
Jumlah penduduknya 743 orang kebanyakan dari mereka
hidup sebagai petani dan hanya sebagian kecil sebagai pegawai negeri.
Tari-tarian dan cenderamata berkembang dengan baik di desa terpencil
ini.(dikutip dari berbagai sumber)
BAB III
PENUTUP
- Simpulan
Desa Penglipuran salah satu desa adat yang masih
terpelihara keasliannya. Berbagai tatanan sosial dan budaya masih terlihat di
berbagai sudut desa ini sehingga nuansa Bali masa lalu tampak jelas. Perbedaan
desa adat Penglipuran dengan desa adat lainnya di Bali adalah tata ruang yang
sangat teratur berupa penataan rumah penduduk di kanan dan kiri jalan dengan
bentuk rumah yang seragam dalam hal bentuk sehingga keseluruhan desa ini tampak
rapi dan teratur.
Desa Penglipuran masuk dalam wilayah administrasi
Kelurahan Kubu, Kabupaten Bangli. Letaknya di jalan utama Kintamani – Bangli.
Kata “Penglipuran” berasal dari kata “Pengeling Pura”. Artinya, tempat suci
untuk mengenang para leluhur. Jaraknya sekitar 45 km dari Kota Denpasar.
Desa Penglipuran memiliki luas sekitar
112 Ha., yang terdiri dari tegalan, hutan bambu, permukiman, dan beragam
fasilitas umum seperti pura, sekolah, dan fasilitas umum lainnya. Berada di
perbukitan dengan ketinggian berkisar 700 m dpl, menjadikan Penglipuran sebagai
kawasan yang cukup sejuk.
DAFTAR PUSTAKA
http://e-kuta.com/blog/tempat-wisata/desa-tradisional-penglipuran.htm
http://octhawidi.blogspot.com/2012/11/latar-belakang-sejarah-desa-adat.html
dari individu:
Kepala Adat
MAsyarakat adat Penglipuran
Post title : Makalah tentang Desa Adat Penglipuran
URL post : http://didiklaw.blogspot.com/2014/02/makalah-tentang-desa-adat-penglipuran_1.html
URL post : http://didiklaw.blogspot.com/2014/02/makalah-tentang-desa-adat-penglipuran_1.html
0 komentar:
Show Emoticons
Posting Komentar