Selasa, 16 Juli 2013

UKM TI


Abstrak –
 Usaha Kecil dan Menengah (UKM) merupakan salah satu pendorong tumbuh dan berkembangnya perekonomian di indonesia. UKM juga merupakan salah satu penopang kestabilan perekonomian dan salah satu sektor yang menyerap tenaga kerja cukup besar. Namun, dengan adanya korporasi usaha yang lebih besar dengan modal yang besar, diperlukan sebuah usaha untuk  menjaga eksistensi dan daya kompetitif UKM agar bisa bersaing dan bertahan. Dalam paper ini akan digambarkan hubungan antara kestabilan sebuah UKM dengan implementasi CMMI dengan menggunakan analisis metode ENTROPI.
Keyword – UKM, entropi, CMMI.

I. Pendahuluan
Perkembangan unit Usaha Kecil dan Menengah, meruapakan salah satu indikator bagus atau tidaknya level perekonomian di Indonesia. Hal ini merupakan efek langsung dari terserapnya tenaga kerja oleh UKM, yang sampai saat ini jumlahnya terus bertambah. Dengan terserapnya banyak tenaga kerja, maka secara langsung akan meningkatkan daya beli masyarakat, dan bisa meningkatkan tingkat kesejahteraan masyarakat secara umum. Dua faktor ini merupakan indikator tingkat pertumbuhan perekonomian yang real.
Untuk menjaga keberadaan dan eksistensi UKM ini, pemerintah mengeluarkan beberapa peraturan dan undang-undang yang mengatur dan menjamin dukungan pemerintah terhadap keberlangsungan UKM ini.
Beberapa undang-undang dan peraturan yang berkaitan dengan UKM ini diantaranya adalah :
  1. UU No. 9 Tahun 1995 tentang Usaha Kecil
  2. PP No. 44 Tahun 1997 tentang Kemitraan
  3. PP No. 32 Tahun 1998 tentang Pembinaan dan Pengembangan Usaha Kecil
  4. Inpres No. 10 Tahun 1999 tentang Pemberdayaan Usaha Menengah
  5. Keppres No. 127 Tahun 2001 tentang Bidang/Jenis Usaha Yang Dicadangkan Untuk Usaha Kecil dan Bidang/Jenis Usaha Yang Terbuka Untuk Usaha Menengah atau Besar Dengan Syarat Kemitraan
  6. Keppres No. 56 Tahun 2002 tentang Restrukturisasi Kredit Usaha Kecil dan Menengah
  7. Permenneg BUMN Per-05/MBU/2007 tentang Program Kemitraan Badan Usaha Milik Negara dengan Usaha Kecil dan Program Bina Lingkungan
  8. Permenneg BUMN Per-05/MBU/2007 tentang Program Kemitraan Badan Usaha Milik Negara
  9. Undang-undang No. 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah
Keberadaan UKM yang menjadi salah satu pendorong geliat perekonomian di indonesia perlu harus dijaga. Pemerintah dalam hal ini yang berfungsi sebagi regulator, dengan beragam undang-undang dan peraturannya, diharapkan lebih proaktif membantu pengembangan sektor UKM ini. Dengan adanya bantuan modal tanpa agunan, dan mendorong berkembangannya koperasi sebagai unit pendukung keberlangsungan UKM, diharapkan bisa terus menjaga eksistensi dan daya saing UKM.
Namun dari sekian banyak keuntungan yang timbul akibat perkembangan UKM, ada sesuatu yang harus dicermati oleh masyarakat yang bergerak di sektor UKM, yaitu persaingan bisnis antar UKM dan korporasi yang bermodal besar. Persaingan yang terjadi, di salah satu sisi bisa menjadi faktor pendorong inovasi dan kreatifitas UKM untuk menghadirkan produk dan terjangkau dan berkualitas. Namun disisi lain, jika tidak pandai memanfaatkan kesempatan dan kurangnya kemampuan untuk beradaptasi dalam lingkungan persaingan bisnis, khususnya yang terjun ke sektor red ocean, maka bisa menjadikan UKM yang bersangkutan bertumbangan, dan skenario terburuknya adalah gulung tikar, yang akibat langsungnya adalah adanya PHK karyawan UKM, yang tentunya bisa menimbulkan krisis sosial yang baru.
Untuk mengatasi hal ini, diperlukan cara-cara yang praktis untuk menjaga daya saing UKM, sehingga tetap bisa bertahan dalam terpaan badai persaingan bisnis, bahkan krisis.
Pada paragraf sebelumnya disinggung tentang zona red ocean. Zona ini secara umum bisa diartikan adalah sebuah lingkungan bisnis, yang pemain yang terlibat didalamnya sudah sangat banyak. Salah satu zona bisnis yang masuk kategori ini adalah bisnis di bidang Teknologi Informasi, baik berupa jasa maupun produk. Zona ini lah yang akan dibahas lebih dalam dalam makalah ini, dalam kaitannya dengan peran serta UKM dalam bisnis ini. Analis yang akan dilakukan dengan menggunakan metode literatur dan argumentatif deskriptif, dengan melihat pola perkembangan UKM dalam bidang TI dan hubungannya dengan implementasi CMMI dengan pendekatan analisis entropi.
II. CMMI dan Entropi
Capability Maturity Model Integration (CMMI) dalam software engineering adalah sebuah model dari kematangan kemampuan dalam bisnis proses tertentu. Maturity model bisa didekripsikan sebagai kumpulan elemen-elemen yang mewakili aspek tertentu kematangan sebuah organisasi, dan membantu dalam memahami proses sebuah organisasi. Elemen –elemen yang terkandung dalam CMMI lebih dikenal dengan instilah Key Process Area.
Konsep CMMI itu sendiri berkembang dari gagasan Watts Humprey dalam bukunya ’Managing the Software Process’ pada tahun 1989. CMMI pada awalnya ditujukan sebagai sebuah tool untuk mengevaluasi kemampuan vendor yang terlibat dalam proyek pemerintah US. Model ini mengidentifikasi 5 tahap proses kematangan dalam sebuah organisasi, yaitu :
1.      Initial (chatic, ad hoc, heroic), merupakan titik awal.
2.      Repeatable (project managemen, prosess discipline), proses dilakukan secara berulang.
3.      Defined (Instituionalized), proses didefinisikan sebagai sebuah standar untuk proses bisnis.
4.      Managed (quantified), proses manajemen dan pengukuran dilakukan.
5.      Optimizing (process improvement), proses manajemen meliputi proses pengembangan menuju hal yang lebih baik (Improvement).
Untuk setiap level ini, terdapat beberapa KPA, dan untuk setiap KPA terdapat 5 bagian yang diidentifikasi, yaitu :
1.      Goals
2.      Commitment
3.      Ability
4.      Measurement
5.      Verification
Implementasi CMMI dalam sebuah organisasi, bisa memberikan beberapa hal, diantaranya :
a.       permulaan sebuah proses organisasi
b.      keuntungan dalam komunitas organisasi lewat berbagi pengalaman
c.       adanya visi yang sama
d.      adanya framework untuk melakukan kegiatan sesuai dengan prioritas
e.       menunjukan jalan untuk melakukan improvement dalam sebuah organisasi.
Sehingga pada akhirnya, CMMI dengan elemen-elemen yang terkandung didalamnya bisa dijadikan sebagai tolok ukur level kematangan sebuah organisasi, lebih khususnya dalam bisnis proses yang dilakukannya.
Entropidalam dunia ilmu eksakta berarti adalah ketidakteraturan akibat hilangnya energi. hal ini merupakan sebuah fenomena alamiah, bahwa semua sistem pasti akan menuju ketidakteraturan. Hal ini tidak bisa dicegah, tapi bisa diperlambat. Dalam hukum kekekalan energi disebutkan, bahwa energi itu dalam sebuah sistem tertutup, tidak hilang atau tidak bertambah. Yang bisa terjadi adalah energi bisa berubah bentuk.
Dalam hukum kedua termodinamika disebutkan, pada sebuah sistem tertutup, energi akan berubah dari bentuk yang berguna mejadi bentuk yang kurang berguna. Misalnya energi kinetik pada roda sepeda saat berjalan, akan berubah menjadi energi panas akibat gesekan antara roda dan jalan. Hal ini yang menyebabkan timbulnya istilah baru, efisiensi. Secara natural, tidak ada sebuah sistem yang 100 % efisien, pasti selalu ada yang lost.
Dengan menggunakan pendekatan naik atu tidaknya entropi sebuha sistem, bisa dilakukan analisis terhadap keadaan sebuah organisasi denga mengukur total resource yang menjadi energi penggerak organisasi tersebut, dan mengukur efisiensi dari organisasi tersebut dibandingkan terhadap perubahan nilai entropi yang diukur berdasarkan jumlah energi dari resource yang ada yang berubah menjadi energi yang tidak bisa digunakan.
http://kusumah.files.wordpress.com/2010/12/entropi.jpg?w=600
Gbr.1 Ilustrasi Entropi dalam Sebuah organisasi
Pada gambar 1, diilustrasikan sebuah sistem organisasi yang memiliki kumpulan elemen berenergi, dan keterkaitan antar elemennya, dan perubahan yang mungkin terjadi dalam elemen berenergi tersebut.
Salah satu hal yang bisa menyebabkan tingkat entropi semakin tinggi adalah ketidak teraturan elemen pembentuk sistem tersebut. Dengan ketidakterautran elemen tersebut, bisa menyebabkan tabrakan antara elemen, dan setiap elemen bebas bergerak semaunya, sehingga probabilitas hilangnnya energi menjadi lebih besar, soalnya seperti kita ketahui, tabrakan bisa menyebabkan perubahan energi menjadi panas.
Begitu juga dengan organisasi, jika antar elemen tidak dioragisisr dan diatur dengan cara yang benar, maka bisa menyebabkan kerugian pada organisasi  akibat kemungkinan adanya friksi antar elemen dalam organisasi semakin besar. Untuk lebih jelasnya, hal ini akan dibahas lebih lanjut pada bagian analisis UKM dengan metode Entropi dan CMMI.
III. Analisis UKM dengan metode Entropi sebagai dampak implementasi CMMI
Sebagaimana telah disinggung pada bagian Pendahuluan, akibat adanya persaingan dan perkembangan sektor UKM yang progressif, juga akibat semakin tumbuh berkembanganya unit usaha non-UKM, yang bermodal besar, yang bergerak dalam bidang yang sama dengan UKM menyebabkan diperlukan sebuah mekanisme untuk tetap menjaga daya saing dan kualitas produk yang dihasilkan oleh UKM.
Khusus dalam bidang Teknologi Informasi, penerapan atau implementasi CMMI pada UKM bisa dijadikan sebagai salah satu solusi konkrit yang bisa dijadikan sebagai landasan dasar untuk peningkatan kualitas UKM TI, yang pada dasarnya adalah perbaikan kinerja dan proses yang terjadi ditubuh UKM TI. Dengan adanya perbaikan dalam dalam dua hal ini, maka diharapkan UKM TI bisa tetatp bertahan dan justru memiliki daya saing yang tinggi di dunia TI di indonesia.
Seperti yang telah dibahas pada bagian CMMI, disebutkan bahawa ada 5 tahapan yang dimiliki oleh CMMI untuk memperbaiki kinerja dan meningkatkan proses bisnis yang terjadi dalam organisasi. Yaitu , inisisiasi, repetisi, defined, managed, dan optimisasi. Kelima hal inilah yang dijasikan sebagai tolok ukur implementasi CMMI.
Salah satu kelemahan dalam UKM TI, adalaha kuranganya pemahaman tentang hal-hal yang berkaitan dengan peningkatan proses bisnis. Hal ini disebabkan, karena UKM biasanya tumbuh dari lingkungan yang tidak terlelu memperhatikan proses yang terjadi, tapi hasil dari output produksi UKM. Orientasi yang dibentuk biasanya adalah orientasi keuntungan semata dengan menerapkan konsep memproduksi sebesar besarnya dan menjual sebanyak-banyaknya. Untuk memproduksi sebanyak-banyaknya biasanya dengan merekrut orang sebanya-banyaknya. Hal ini akan menjadi titik kelemahan dari UKM, kalau manajemen dalam UKM TI tidak bagus, sehingga malah akan menimbulkan friksi antar elemen, yaitu antara tujuan untk memproduksi sebanyak-banyaknya dengan kenyataan kualitas produk yang dihasilkan tidak bagus.
Oleh karena itu, implementasi sebuah metode yang akan dijadikan sebagai acuan untk pengembangan proses bisnis UKM TI sangat diperlukan. Dengan mengimplementasikan KPA-KPA yang ada pada CMMI, diharapkan akan terjadi perbaikan dalam proses bisnis yang terjadi di UKM TI disemua lini. Yaitu perbaikan cara kerja, perbaikan kinerja dan perbaikan sumberdaya yang secara langsung akan menyebabkan output yang dihasilkan akan memiliki kualatas yang bagus. Dengan kualitas yang bagus, otomatis, daya saing UKM TI akan berkembang.
Dengan adanya implementasi CMMI dalam UKM TI, maka diharapkan seluruh proses dan elemen yang ada di tubuh organisasi UKM TI, diharapkan bisa bersinergi untuk kemajuan UKM TI.
Dari tinjuaan teori entropi, keteraturan yang terjadi dalam organisasi, akan menyebabkan kehilangan energi untuk hal-hal yang tidak berguna bisa dimnimalisasi. Sehingga lingkungan organisasi UKM tersebut tetap kondusif dan bisa berjalan dengan efektif dan efisien.
Sehingga pada akhirnya, implementasi konsep –konsep CMMI pada organisasi UKM TI, sangat diperlukan untk menjaga stabilitasdan daya saing UKM TI di sektor industri di indonesia.
IV. Kesimpulan
Dari uraian yang telah dijelaskan diatas, bisa ditarik beberapa kesimpulan, yaitu :
  1. perlu dilakukan mekanisme khusus untuk menjaga dan meningkatkan daya saing UKM TI
  2. implementasi CMMI merupakan salah satu solusi alternatif untuk memperbaiki dan menjaga eksistensi dan daya saing UKM
  3. berdasarkan analisis Teori entropi, implementasi konsep-konsep CMMI dalam UKM TI akan membantu mengurangi kehilangan energi dari UKM TI untuk hal-hal yang tidak produkif
  4. penerapan metode standar semacam CMMI merupakan sebuah keniscyaan untuk UKM TI agar bisa terus eksis dan terus menjadi motor perkembangan perekonomian di Indonesia.









Post title : UKM TI
URL post : http://didiklaw.blogspot.com/2013/07/ukm-ti.html

0 komentar:

Show Emoticons

:a: :b: :c: :d: :e: :f: :g: :h: :i: :j: :k: :l: :m: :n: :o: :q: :s:

Posting Komentar